Kamis, 15 Januari 2015

Latihan Soal (Kehamilan)

1. Latihan 1-A Download
2. Latihan 1-B Download

Senin, 12 Januari 2015

Reflek Pada Bayi

15 REFLEK BAYI BARU LAHIR


1.      Refleks menghisap ( sucking reflex )

Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap  memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu.

2.      Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex )

Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari - jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 - 4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.

3.      Refleks mencari ( rooting reflex )

Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh makanan.

4.      Refleks Moro ( moro refleks )

Refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

5.      Babinski Reflex.

Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari - jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

6.      Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda - benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.

7.      Breathing Reflex
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang - ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam kehidupan

8.      Eyeblink Reflex
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata - fungsi : melindungi mata dari cahaya dan benda - benda asing - permanen dalam kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.

9.      Puppilary Reflex
Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap terhadap lingkungan gelap. - fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.

10.  Refleks Tonic Neck

Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk ( kadang - kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah ). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.

11.  Refleks Tonic labyrinthine / labirin
Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia 6 bulan.

12.  Refleks Merangkak ( crawling )

Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.

13.  Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping )

Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.

14.  Refleks Yawning
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari - jari kakinya akan melekuk secara erat.

15.  Refleks Swimming

Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada air saat itu.

Download File

Tanda-Tanda Kehamilan & Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

TANDA-TANDA KEHAMILAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KEHAMILAN

1.      Tanda-Tanda Kehamilan
a.       Tanda Pasti Kehamilan
1)      Terdengar denyut jantung janin (DJJ);
2)      Terasa gerakan janin;
3)      Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio;
4)      Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
b.      Tanda Tidak Pasti Hamil
1)      Rahim membesar;
2)      Tanda Hegar;
3)      Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
4)      Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kea rah pembesaran tersebut;
5)      Braxton Hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi;
6)      Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat;
7)      Ballotement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan salah satu sisi, maka terasa “pantulan” di sisi lain;
8)      Tes Urine kehamilan positif (tes HCG), tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
c.       Tanda Dugaan Hamil
1)      Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
2)      Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi;
3)      Pusing;
4)      Sering buang air kecil/miksing;
5)      Obstipasi;
6)      Hiperpigmentasi, striae, cloasma, linea nigra;
7)      Varises;
8)      Payudara menegang;
9)      Perubahan perasaan;
10)  BB bertambah.

2.      Diagnosis Banding
a.       Pseudosiesis (kehamilan palsu);
b.      Kistoma ovary;
c.       Mioma uteri;
d.      Retensi urine (bendungan kandung kemih);
e.       Menopause/amenore sekunder;

3.      Pertimbangan Untuk Menegakkan Diagnosis
a.      Hamil atau Tidak Hamil
1)      Tanda pasti hamil;
2)      Tanda tidak pasti hamil;
3)      Tanda dugaan hamil.
b.      Primigravida (Nulipara) atau Multigravida (Multipara)
Terdapat perbedaan dalam perawatan kehamilan sampai dengan pertolongan persalinan antara primigravida dan multigravida. Dalam proses pengkajian, bidan perlu mencocokkan hasil anamnesis dengan pemeriksaan fisik agar data sebagai dasar pertimbangan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
No
Nulipara
Multipara
1
Perut tegang.
Perut longgar, perut menggantung, banyak striae.
2
Perut menonjol.
Tidak begitu menonjol.
3
Rahim tegang.
Agak lunak.
4
Labia mayora tampak bersatu.
Labia mayora terbuka.
5
Hymen koyak pada beberapa tempat.
Karunkula himenalis.
6
Payudara tegang.
Kurang tegang dan tergantung, ada striae.
7
Vagina sempit dan rugae yang utuh.
Lebih lebar, rugae kurang menonjol.
8
Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu jari.
Bisa terbuka satu jari, kadang ada bekas robekan persalinan yang lalu.
9
Perineum utuh dan baik.
Ada bekas robekan/episiotomy.
10
Pembukaan serviks, diawali dengan mendatarnya serviks setelah itu membuka, pembukaan 1-2 cm.
Serviks mendatar sekaligus membuka, pembukaan 2cm dalam 1 jam.
11
Bagian terbawah janin turun 4-6 minggu sebelum persalinan.
Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai persalinan dimulai.
c.       Tuanya Kehamilan
a.       Amenore;
b.      TFU;
c.       Mulai merasakan pergerakan;
d.      Mulai terdengar DJJ;
e.       Masuknya kepala kedalam panggul.

d.      Janin Hidup atau Mati
Dalam menegakkan diagnosis janin dalam keadaan hidup atau mati, ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai dasar, seperti dalam table berikut ini:
Perbedaan ciri-ciri janin hidup dan mati
No
Janin Hidup
Janin Mati
1
DJJ terdengar.
DJJ tidak terdengar.
2
Rahim membesar seiring dengan bertambahnya TFU.
Rahim tidak membesar.
3

Palpasi tidak jelas.
4

·      Ibu tidak mersakan gerakan janin;
·      Pada pemeriksaan rontgen terdapat tanda spalding (tulang tengkorak tumpah tindih), tulang punggung melengkung, ada gelembung gas dalam janin;
·      Reaksi biologis akan muncul setelah 10 hari janin mati.

e.       Janin Tunggal atau Kembar
Selain kesejahteraan janin, banyaknya janin dalam uterus juga harus dipastikan agar dapat diprediksi gambaran persalinan yang akan dilalui. Untuk memastikan janin tunggal atau ganda dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti dalam table berikut ini:
No
Janin tunggal
Janin Kembar
1
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan.
2
Teraba 2 bagian besar.
Teraba 3 bagian besar.
3
Teraba bagian-bagian kecil hanya di satu pihak (kiri/kanan)
Meraba banyak bagian-bagian kecil.
4
DJJ terdengar hanya di satu tempat.
Terdengar 2 DJJ pada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyutan/lebih.
5
Rontgen hanya tampak 1 kerangka janin
Rontgen tampak 2 kerangka janin

f.       Postur Janin dalam Rahim
1)      Situs/letak
Letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu, misalnya memanjang atau melintang.
Jenis-jenis letak janin dalam rahim adalah sebagai berikut:
a)      Letak membujur (longitudinal)
i.      Letak fleksi atau letak belakang kepala;
ii.    Letak dahi;
iii.  Letak muka.
b)      Letak sungsang/bokong
i.      Letak bokong sempurna (complete breech);
ii.    Letak bokong (frank breech);
iii.  Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech).
c)      Letak lintang (transversal)
d)     Letak miring (oblik)
2)      Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi serta kedua lengan bersilang di dada.
3)      Posisi (position)
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus berada di sebelah kanan, kiri, belakang atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan).
4)      Presentasi (presentation)
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian uterus, seperti presentasi kepala/bokong.
g.      Janin Intrauteri atau Ekstrauteri
Kepastian janin berada di luar atau di dalam uteri sangat diperlukan. Ini berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan karena menyangkut kondisi kegawatdaruratan. Meskipun diagnosis ini sebenarnya sangat mudah untuk ditegakkan, namun tidak ada salahnya jika kembali kita cermati perbedaannya :
No
Intrauteri
Ekstrauteri
1
Ibu tidak merasakan nyeri jika ada pergerakan janin.
Pergerakan janin dirasa nyeri sekali.
2
Janin tidak begitu mudah diraba.
Janin lebih mudah diraba.
3
Ada kemajuan persalinan(pembukaan, kontraksi uterus, penurunan kepala)
Tidak ada kemajuan persalinan.

h.      Keadaan Jalan Lahir
1)      Adanya tanda Chadwick;
2)      Adanya tanda Hegar;
3)      Tidak adanya kemungkinan panggul sempit (melalui pemeriksaan panggul).
4.      Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
      a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
1)      Dilaksanakan seawall mungkin begitu diketahui amenore;
2)      Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi.
             b. Palpasi abdomen
            Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut :

1)      Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Caranya :
a)      Pemeriksa mengahdap pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri;
c)      Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba bulat melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting maka itu bokong.
2)      Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri. Caranya :
a)      Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b)      Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea rah kanan;
c)      Raba perut kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
3)      Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus. Caranya :
a)      Tangan kiri menahan fundus uteri;
b)      Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulita digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam keadaan melintang.
c)      Pada letak sungsang dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4)      Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibwah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Caranya :
a)      Pemeriksa menghadap kaki pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian janin yang berada di bawah;
c)      Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan dibagian bawah;
d)     Jika kedua tangan konvergen(dapat saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul;
e)      Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul.
               c. Pemeriksaan USG
1)      Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan;
2)      Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
              d. Pemeriksaan Rontgen
1)      Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan;
2)      Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang.

Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Distributed by: free blogger templates greenfree blogger templates new york skyline | best vpn linux server best vpn bitcoin