TANDA-TANDA KEHAMILAN DAN PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK KEHAMILAN
1.
Tanda-Tanda
Kehamilan
a. Tanda
Pasti Kehamilan
1) Terdengar
denyut jantung janin (DJJ);
2) Terasa
gerakan janin;
3) Pada
pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio;
4) Pada
pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
b. Tanda
Tidak Pasti Hamil
1) Rahim
membesar;
2) Tanda
Hegar;
3) Tanda
Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
4) Tanda
Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas
kea rah pembesaran tersebut;
5) Braxton
Hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah
berkontraksi;
6) Basal
Metabolism Rate (BMR) meningkat;
7) Ballotement
positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara
menggoyang-goyangkan salah satu sisi, maka terasa “pantulan” di sisi lain;
8) Tes
Urine kehamilan positif (tes HCG), tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu
terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksan ini adalah mengetahui kadar hormone
gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan
bahwa wanita mengalami kehamilan.
c. Tanda
Dugaan Hamil
1) Amenore/tidak
mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
2) Nausea,
anoreksia, emesis, dan hipersalivasi;
3) Pusing;
4) Sering
buang air kecil/miksing;
5) Obstipasi;
6) Hiperpigmentasi,
striae, cloasma, linea nigra;
7) Varises;
8) Payudara
menegang;
9) Perubahan
perasaan;
10) BB
bertambah.
2.
Diagnosis
Banding
a. Pseudosiesis
(kehamilan palsu);
b. Kistoma
ovary;
c. Mioma
uteri;
d. Retensi
urine (bendungan kandung kemih);
e. Menopause/amenore
sekunder;
3.
Pertimbangan
Untuk Menegakkan Diagnosis
a.
Hamil
atau Tidak Hamil
1) Tanda
pasti hamil;
2) Tanda
tidak pasti hamil;
3) Tanda
dugaan hamil.
b.
Primigravida
(Nulipara) atau Multigravida (Multipara)
Terdapat
perbedaan dalam perawatan kehamilan sampai dengan pertolongan persalinan antara
primigravida dan multigravida. Dalam proses pengkajian, bidan perlu mencocokkan
hasil anamnesis dengan pemeriksaan fisik agar data sebagai dasar pertimbangan
valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
No
|
Nulipara
|
Multipara
|
1
|
Perut tegang.
|
Perut longgar,
perut menggantung, banyak striae.
|
2
|
Perut
menonjol.
|
Tidak begitu
menonjol.
|
3
|
Rahim tegang.
|
Agak lunak.
|
4
|
Labia mayora
tampak bersatu.
|
Labia mayora
terbuka.
|
5
|
Hymen koyak
pada beberapa tempat.
|
Karunkula
himenalis.
|
6
|
Payudara
tegang.
|
Kurang tegang
dan tergantung, ada striae.
|
7
|
Vagina sempit
dan rugae yang utuh.
|
Lebih lebar,
rugae kurang menonjol.
|
8
|
Serviks licin,
bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu jari.
|
Bisa terbuka
satu jari, kadang ada bekas robekan persalinan yang lalu.
|
9
|
Perineum utuh
dan baik.
|
Ada bekas
robekan/episiotomy.
|
10
|
Pembukaan
serviks, diawali dengan mendatarnya serviks setelah itu membuka, pembukaan
1-2 cm.
|
Serviks
mendatar sekaligus membuka, pembukaan 2cm dalam 1 jam.
|
11
|
Bagian
terbawah janin turun 4-6 minggu sebelum persalinan.
|
Biasanya tidak
terfiksasi pada PAP sampai persalinan dimulai.
|
c.
Tuanya
Kehamilan
a. Amenore;
b. TFU;
c. Mulai
merasakan pergerakan;
d. Mulai
terdengar DJJ;
e. Masuknya
kepala kedalam panggul.
d.
Janin
Hidup atau Mati
Dalam
menegakkan diagnosis janin dalam keadaan hidup atau mati, ada beberapa hal yang
dapat kita jadikan sebagai dasar, seperti dalam table berikut ini:
Perbedaan ciri-ciri janin hidup dan
mati
No
|
Janin
Hidup
|
Janin
Mati
|
1
|
DJJ
terdengar.
|
DJJ
tidak terdengar.
|
2
|
Rahim
membesar seiring dengan bertambahnya TFU.
|
Rahim
tidak membesar.
|
3
|
|
Palpasi
tidak jelas.
|
4
|
|
· Ibu tidak
mersakan gerakan janin;
· Pada
pemeriksaan rontgen terdapat tanda spalding (tulang tengkorak tumpah tindih),
tulang punggung melengkung, ada gelembung gas dalam janin;
· Reaksi
biologis akan muncul setelah 10 hari janin mati.
|
e.
Janin
Tunggal atau Kembar
Selain
kesejahteraan janin, banyaknya janin dalam uterus juga harus dipastikan agar
dapat diprediksi gambaran persalinan yang akan dilalui. Untuk memastikan janin
tunggal atau ganda dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti dalam table
berikut ini:
No
|
Janin tunggal
|
Janin Kembar
|
1
|
Pembesaran
perut sesuai dengan usia kehamilan.
|
Pembesaran
perut tidak sesuai usia kehamilan.
|
2
|
Teraba 2
bagian besar.
|
Teraba 3
bagian besar.
|
3
|
Teraba
bagian-bagian kecil hanya di satu pihak (kiri/kanan)
|
Meraba banyak
bagian-bagian kecil.
|
4
|
DJJ terdengar
hanya di satu tempat.
|
Terdengar 2
DJJ pada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyutan/lebih.
|
5
|
Rontgen hanya
tampak 1 kerangka janin
|
Rontgen tampak
2 kerangka janin
|
f.
Postur
Janin dalam Rahim
1) Situs/letak
Letak
janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu, misalnya
memanjang atau melintang.
Jenis-jenis
letak janin dalam rahim adalah sebagai berikut:
a) Letak
membujur (longitudinal)
i. Letak
fleksi atau letak belakang kepala;
ii. Letak
dahi;
iii. Letak
muka.
b) Letak
sungsang/bokong
i. Letak
bokong sempurna (complete breech);
ii. Letak
bokong (frank breech);
iii. Letak
bokong tidak sempurna (incomplete breech).
c) Letak
lintang (transversal)
d) Letak
miring (oblik)
2) Sikap
(habitus)
Menunjukkan
hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang
punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi
dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi serta kedua lengan
bersilang di dada.
3) Posisi
(position)
Dipakai
untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus berada di
sebelah kanan, kiri, belakang atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil
kiri depan).
4) Presentasi
(presentation)
Digunakan
untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian uterus, seperti presentasi
kepala/bokong.
g.
Janin
Intrauteri atau Ekstrauteri
Kepastian
janin berada di luar atau di dalam uteri sangat diperlukan. Ini berkaitan
dengan tindakan yang akan dilakukan karena menyangkut kondisi kegawatdaruratan.
Meskipun diagnosis ini sebenarnya sangat mudah untuk ditegakkan, namun tidak
ada salahnya jika kembali kita cermati perbedaannya :
No
|
Intrauteri
|
Ekstrauteri
|
1
|
Ibu
tidak merasakan nyeri jika ada pergerakan janin.
|
Pergerakan
janin dirasa nyeri sekali.
|
2
|
Janin
tidak begitu mudah diraba.
|
Janin
lebih mudah diraba.
|
3
|
Ada
kemajuan persalinan(pembukaan, kontraksi uterus, penurunan kepala)
|
Tidak
ada kemajuan persalinan.
|
h.
Keadaan
Jalan Lahir
1) Adanya
tanda Chadwick;
2) Adanya
tanda Hegar;
3) Tidak
adanya kemungkinan panggul sempit (melalui pemeriksaan panggul).
4.
Pemeriksaan
Diagnostik Kebidanan
a. Tes
urine kehamilan (Tes HCG)
1) Dilaksanakan
seawall mungkin begitu diketahui amenore;
2) Upayakan
urine yang digunakan adalah urine pagi.
b. Palpasi
abdomen
Menggunakan cara Leopold dengan
langkah sebagai berikut :
1) Leopold
I
Bertujuan
untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Caranya :
a) Pemeriksa
mengahdap pasien;
b) Kedua
tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri;
c) Meraba
bagian apa yang ada difundus. Jika teraba bulat melenting, mudah digerakkan,
maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting
maka itu bokong.
2) Leopold
II
Bertujuan
untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri. Caranya :
a) Kedua
tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b) Ketika
memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea rah
kanan;
c) Raba
perut kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah
kanan (jika teraba benda yang rata, punggung bayi, namun jika teraba
bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
3) Leopold
III
Bertujuan
untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus. Caranya :
a) Tangan
kiri menahan fundus uteri;
b) Tangan
kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian bulat,
melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika
teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulita digerakkan, maka ini adalah
bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka
pertimbangkan apakah janin dalam keadaan melintang.
c) Pada
letak sungsang dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah,
tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4) Leopold
IV
Bertujuan
untuk mengetahui bagian janin yang ada dibwah dan untuk mengetahui apakah
kepala sudah masuk panggul atau belum. Caranya :
a) Pemeriksa
menghadap kaki pasien;
b) Kedua
tangan meraba bagian janin yang berada di bawah;
c) Jika
teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan
dibagian bawah;
d) Jika
kedua tangan konvergen(dapat saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
panggul;
e) Jika
kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
panggul.
c. Pemeriksaan
USG
1) Dilaksanakan
sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan;
2) Gambaran
yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
d. Pemeriksaan
Rontgen
1) Merupakan
salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan;
2) Terlihat
gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang.
Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.