Senin, 12 Januari 2015

Tanda-Tanda Kehamilan & Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

TANDA-TANDA KEHAMILAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KEHAMILAN

1.      Tanda-Tanda Kehamilan
a.       Tanda Pasti Kehamilan
1)      Terdengar denyut jantung janin (DJJ);
2)      Terasa gerakan janin;
3)      Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio;
4)      Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
b.      Tanda Tidak Pasti Hamil
1)      Rahim membesar;
2)      Tanda Hegar;
3)      Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
4)      Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kea rah pembesaran tersebut;
5)      Braxton Hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi;
6)      Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat;
7)      Ballotement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan salah satu sisi, maka terasa “pantulan” di sisi lain;
8)      Tes Urine kehamilan positif (tes HCG), tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
c.       Tanda Dugaan Hamil
1)      Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
2)      Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi;
3)      Pusing;
4)      Sering buang air kecil/miksing;
5)      Obstipasi;
6)      Hiperpigmentasi, striae, cloasma, linea nigra;
7)      Varises;
8)      Payudara menegang;
9)      Perubahan perasaan;
10)  BB bertambah.

2.      Diagnosis Banding
a.       Pseudosiesis (kehamilan palsu);
b.      Kistoma ovary;
c.       Mioma uteri;
d.      Retensi urine (bendungan kandung kemih);
e.       Menopause/amenore sekunder;

3.      Pertimbangan Untuk Menegakkan Diagnosis
a.      Hamil atau Tidak Hamil
1)      Tanda pasti hamil;
2)      Tanda tidak pasti hamil;
3)      Tanda dugaan hamil.
b.      Primigravida (Nulipara) atau Multigravida (Multipara)
Terdapat perbedaan dalam perawatan kehamilan sampai dengan pertolongan persalinan antara primigravida dan multigravida. Dalam proses pengkajian, bidan perlu mencocokkan hasil anamnesis dengan pemeriksaan fisik agar data sebagai dasar pertimbangan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
No
Nulipara
Multipara
1
Perut tegang.
Perut longgar, perut menggantung, banyak striae.
2
Perut menonjol.
Tidak begitu menonjol.
3
Rahim tegang.
Agak lunak.
4
Labia mayora tampak bersatu.
Labia mayora terbuka.
5
Hymen koyak pada beberapa tempat.
Karunkula himenalis.
6
Payudara tegang.
Kurang tegang dan tergantung, ada striae.
7
Vagina sempit dan rugae yang utuh.
Lebih lebar, rugae kurang menonjol.
8
Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu jari.
Bisa terbuka satu jari, kadang ada bekas robekan persalinan yang lalu.
9
Perineum utuh dan baik.
Ada bekas robekan/episiotomy.
10
Pembukaan serviks, diawali dengan mendatarnya serviks setelah itu membuka, pembukaan 1-2 cm.
Serviks mendatar sekaligus membuka, pembukaan 2cm dalam 1 jam.
11
Bagian terbawah janin turun 4-6 minggu sebelum persalinan.
Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai persalinan dimulai.
c.       Tuanya Kehamilan
a.       Amenore;
b.      TFU;
c.       Mulai merasakan pergerakan;
d.      Mulai terdengar DJJ;
e.       Masuknya kepala kedalam panggul.

d.      Janin Hidup atau Mati
Dalam menegakkan diagnosis janin dalam keadaan hidup atau mati, ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai dasar, seperti dalam table berikut ini:
Perbedaan ciri-ciri janin hidup dan mati
No
Janin Hidup
Janin Mati
1
DJJ terdengar.
DJJ tidak terdengar.
2
Rahim membesar seiring dengan bertambahnya TFU.
Rahim tidak membesar.
3

Palpasi tidak jelas.
4

·      Ibu tidak mersakan gerakan janin;
·      Pada pemeriksaan rontgen terdapat tanda spalding (tulang tengkorak tumpah tindih), tulang punggung melengkung, ada gelembung gas dalam janin;
·      Reaksi biologis akan muncul setelah 10 hari janin mati.

e.       Janin Tunggal atau Kembar
Selain kesejahteraan janin, banyaknya janin dalam uterus juga harus dipastikan agar dapat diprediksi gambaran persalinan yang akan dilalui. Untuk memastikan janin tunggal atau ganda dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti dalam table berikut ini:
No
Janin tunggal
Janin Kembar
1
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan.
2
Teraba 2 bagian besar.
Teraba 3 bagian besar.
3
Teraba bagian-bagian kecil hanya di satu pihak (kiri/kanan)
Meraba banyak bagian-bagian kecil.
4
DJJ terdengar hanya di satu tempat.
Terdengar 2 DJJ pada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyutan/lebih.
5
Rontgen hanya tampak 1 kerangka janin
Rontgen tampak 2 kerangka janin

f.       Postur Janin dalam Rahim
1)      Situs/letak
Letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu, misalnya memanjang atau melintang.
Jenis-jenis letak janin dalam rahim adalah sebagai berikut:
a)      Letak membujur (longitudinal)
i.      Letak fleksi atau letak belakang kepala;
ii.    Letak dahi;
iii.  Letak muka.
b)      Letak sungsang/bokong
i.      Letak bokong sempurna (complete breech);
ii.    Letak bokong (frank breech);
iii.  Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech).
c)      Letak lintang (transversal)
d)     Letak miring (oblik)
2)      Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi serta kedua lengan bersilang di dada.
3)      Posisi (position)
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus berada di sebelah kanan, kiri, belakang atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan).
4)      Presentasi (presentation)
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian uterus, seperti presentasi kepala/bokong.
g.      Janin Intrauteri atau Ekstrauteri
Kepastian janin berada di luar atau di dalam uteri sangat diperlukan. Ini berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan karena menyangkut kondisi kegawatdaruratan. Meskipun diagnosis ini sebenarnya sangat mudah untuk ditegakkan, namun tidak ada salahnya jika kembali kita cermati perbedaannya :
No
Intrauteri
Ekstrauteri
1
Ibu tidak merasakan nyeri jika ada pergerakan janin.
Pergerakan janin dirasa nyeri sekali.
2
Janin tidak begitu mudah diraba.
Janin lebih mudah diraba.
3
Ada kemajuan persalinan(pembukaan, kontraksi uterus, penurunan kepala)
Tidak ada kemajuan persalinan.

h.      Keadaan Jalan Lahir
1)      Adanya tanda Chadwick;
2)      Adanya tanda Hegar;
3)      Tidak adanya kemungkinan panggul sempit (melalui pemeriksaan panggul).
4.      Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
      a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
1)      Dilaksanakan seawall mungkin begitu diketahui amenore;
2)      Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi.
             b. Palpasi abdomen
            Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut :

1)      Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Caranya :
a)      Pemeriksa mengahdap pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri;
c)      Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba bulat melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting maka itu bokong.
2)      Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri. Caranya :
a)      Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b)      Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea rah kanan;
c)      Raba perut kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
3)      Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus. Caranya :
a)      Tangan kiri menahan fundus uteri;
b)      Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulita digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam keadaan melintang.
c)      Pada letak sungsang dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4)      Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibwah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Caranya :
a)      Pemeriksa menghadap kaki pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian janin yang berada di bawah;
c)      Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan dibagian bawah;
d)     Jika kedua tangan konvergen(dapat saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul;
e)      Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul.
               c. Pemeriksaan USG
1)      Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan;
2)      Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
              d. Pemeriksaan Rontgen
1)      Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan;
2)      Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang.

Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Distributed by: free blogger templates greenfree blogger templates new york skyline | best vpn linux server best vpn bitcoin